MDGs and SDGs

PROGRAM MDGs DAN SDGs

v  PROGRAM MDGs



Millennium Development Goals
• Suatu kesepakatan dan kemitraan global untuk memperbaiki
kesejahteraan masyarakat ditunjukkan oleh paket berisi tujuan yang
mempunyai batas waktu dan target terukur
• Komitmen Indonesia mencapai MDGs adalah komitmen meningkatkan
kesejahteraan rakyat Indonesia
“Komitmen Negara terhadap rakyat Indonesia dan Komitmen Indonesia kepada masyarakat global”

·       Mengapa Harus Ada MDG’s?
1.       Bantuan –bantuan internasional sering tidak memenuhi sasaran untuk membantu perbaikan kondisi kehidupan
2.       Diperlukan kesepakatan pencapaian pembangunan yang dirumuskan secara kuantitatif dalam waktu tertentu sehingga pembangunan lebih fokus
3.       Mempersiapkan kerangka pembangunan yang lebih terintegrasi dengan orientasi pencapaian yang jelas
4.       Menjadi dasar untuk memobilisasi sumberdaya guna investasi pembangunan manusia
5.       PBB dapat memberi pengaruh dan advokasi secara netral guna mendorong perubahan

·         Tujuan:
1.       MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN
2.       MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA
3.       MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
4.       MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK 
5.       MENINGKATKAN KESEHATAN IBU
6.       MENGENDALIKAN HIV DAN AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA (TB)
7.       MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP 
8.       MEMBANGUN KEMITRAAN GLOBAL UNTUK PEMBANGUNAN

·         Kesimpulan:
1.       Beberapa indikator MDGs secara nasional telah tercapai. Kinerja ini perlu terus dipertahankan.
2.       Sebagian besar target MDGs secara nasional diperkirakan akan tercapai (on track). Untuk mencapai target 2015, perlu peningkatan kinerja.
3.       Penurunan angka kematian ibu, pengendalian penyakit HIV dan AIDS, dan peningkatan tutupan lahan memerlukan upaya lebih keras untuk mencapai target 2015.
4.       Disparitas pencapaian MDGs antar daerah masih tinggi. Harus disusun strategi khusus untuk mengurangi disparitas.
5.       Diperlukan langkah-langkah strategis yang menjamin sinergi antar kementerian/lembaga serta sinergi antara pusat dan daerah.
v  Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) SDG’s (2015 – Sekarang)



·         Perbedaan dengan MGDs:
Pada dasarnya MDDs dan SDGs punya persamaan dan kesamaan tujuan yang sama. Yakni, SDGs melanjutkan cita-cita mulia MGDs yang ingin konsen menganggulangi kelaparan dan kemiskinan di dunia.
Namun, dokumen yang disepakati pimpinan dunia pada tahun 2000 tersebut habis pada tahun 2015. Para pemimpin dunia merasa agenda Millenium Development Goals perlu dilanjutkan, sehingga muncul sebuah dokumen usulan bernama sustainable development goals.

·         7    alasan mengapa SDGs akan lebih baik dari MDGs, yakni:
1.       SDGs lebih global dalam mengkolaborasikan program-programnya. MDGs sebelumnya dibuat oleh anggota negara The Organization for Economic Cooperation and Developmen (OECD) dan beberapa lembaga internasional. Sementara SDGs dibuat secara detail dengan negosiasi internasional yang juga terdiri dari negara berpendapatan menengah dan rendah.
2.       Sekarang, sektor swasta juga akan memiliki peran yang sama, bahkan lebih besar.
3.       MDGs tidak memiliki standar dasar hak asasi manusia (HAM). MDGs dianggap gagal untuk memberikan prioritas keadilan yang merata dalam bentuk-bentuk diskriminasi dan pelanggaran HAM, yang akhirnya berujung kepada masih banyaknya orang yang terjebak dalam kemiskinan. Sementara SDGs dinilai sudah didukung dengan dasar-dasar dan prinsip-prinsip HAM yang lebih baik.
4.       SDGs adalah program inklusif. Tujuh target SDG sangat eksplisit tertuju kepada orang dengan kecacatan, dan tambahan enam target untuk situasi darurat, ada juga tujuh target bersifat universal dan dua target ditujukan untuk antidiskriminasi.
5.       Indikator-indikator yang digunakan memberikan kesempatan untuk keterlibatan masyarakat sipil.
6.       PBB dinilai bisa menginspirasi negara-negara di dunia dengan SDGs.

7.       Conference of the Parties 21 (COP21) di Paris melahirkan perjanjian global perubahan iklim sebagai kerangka transisi menuju ekonomi dan masyarakat rendah karbon dan memiliki ketahanan terhadap perubahan iklim  adalah salah satu kesempatan untuk maju.
 

SMART CITY : Green City

GREEN CITY
Kota hijau adalah kota yang memiliki energy bersih dan efisien. Kota Hijau mendapatkan energy dari sumber alam, misalnya adalah angin dan matahari. Tenaga itu disitribusi secara efisien dan efektif dan dapat diandalkan melalui microgrids.
1.       GREEN PLANNING & DESIGN
-          Green plan sendiri adalah proses perencanaan yang meliputi beberapa wilayah dalam skala yang besar yang berorientasi pada alam.
-          Green Architecture adalah suatu pendekatan perencanaan bangunan yang berusaha untuk meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Arsitektur hijau merupakan langkah untuk mempertahankan eksistensinya di muka bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan di mana mereka tinggal.

2.       GREEN BUILDING
Green building adalah bangunan di mana sejak dimulai dalam tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian hingga dalam operasianal pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek dalam melindungi, menghemat, mengurangi pengunaan sumber daya alam, menjaga mutu dari kualitas udara di dalam ruangan dan memperhatikan kesehatan penghuninya.
Ada 6 aspek yang menjadi pedoman dalam evaluasi penilaian green building oleh tim GBCI (Green Building Council Indonesia) yang terdiri dari :
1.       Tepat Guna Lahan
2.       Efisiensi dan Konservasi Energi
3.       Konservasi Air
4.       Sumber dan Siklus Material
5.       Kualitas Udara & Kenyamanan Ruang
6.       Manajemen Lingkungan Bangunan


3.       GREEN WASTE
Green waste adalah pengelolaan sampah hijau yang berprinsip pada reduce (pengurangan), reuse (penggunaan ulang) dan recycle (daur ulang). Selain itu, pengelolaan sampah hijau juga harus didukung oleh teknologi pengolahan dan pembuangan sampah yang ramah lingkungan.

4.       GREEN ENERGY
Green energy adalah strategi kota hijau yang fokus pada pengurangan penggunaan energi melalui penghematan penggunaan serta peningkatan penggunaan energi terbaharukan, seperti listrik tenaga surya, listrik tenaga angin, listrik dari emisi metana TPA dan lain-lain.



5.       GREEN COMMUNITY
Green community adalah strategi pelibatan berbagai stakeholder dari kalangan pemerintah, kalangan bisnis dan kalangan masyarakat dalam pembangunan kota hijau. Green community bertujuan untuk menciptakan partisipasi nyata stakeholder dalam pembangunan kota hijau dan membangun masyarakat yang memiliki karakter dan kebiasaan yang ramah lingkungan, termasuk dalam kebiasaan membuang sampah dan partisipasi aktif masyarakat dalam program-program kota hijau pemerintah.

6.       GREEN WATER
Pemanfaatan air reklamasi tersebut pada dasarnya adalah melengkapi siklus air yang dikelola PUB sehingga Singapura telah mengembangakan pengelolaan air dalam suatu siklus tertutup (close loop). 
Air reklamasi yang digunakan berasal dari air olahan dari instalasi pengolahan air buangan (limbah), baik domestik ataupun industri. Seperti halnya berbagai negara maju lainnya, Singapura memiliki sistem pengolahan sanitasi yang terpusat (sewerage system). Hampir seluruh wilayah di Singapura (99%) telah dilayani oleh sistem perpipaan air limbah.  Pada awalnya air olahan ini dialirkan langsung ke badan air, seperti sungai dan laut.
7.      GREEN TRANSPORTATION
Green Transportation adalah pengembangan sistem transportasi yang berkelanjutan misal: transportasi publik, jalur sepeda ,dsb.
8.       GREEN OPENSPACE

Ruang Terbuka Hijau adalah salah satu elemen terpenting kota hijau. Ruang terbuka hijau berguna dalam mengurangi polusi, menambah estetika kota, serta menciptakan iklim mikro yang nyaman. Hal ini dapat diciptakan dengan perluasan lahan taman, koridor hijau dan lain-lain.

 

SMART CITY : Smart People

Kamis, 16 Juni 2016
SMART PEOPLE



       Salah satu DIMENSI dari SMART CITY
       Masyarakat merupakan bagian penting dari terciptanya smart city.
       Proyek smart city berdampak pada kualitas hidup warga dengan tujuan menjadikan sebuah kota menjadi lebih EFISIEN .
       Untuk mewujudkan smart city di berbagai kota di Indonesia agar konsep smart city dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan konsep smart city yang diinginkan kota-kota di Indonesia, yaitu Biaya & Sumber Daya Manusia (SDM)
Smart People adalah sejumlah besar orang yang tinggal dalam wilayah yang sama dan memiliki budaya yang relatif sama yang dapat memahami tentang manfaat dan kegunaan sarana infrastruktur yang telah disediakan oleh pemerintah di lingkungannya masing-masing.
Masyarakat  juga  dituntut  untuk  ikut  berpartisipasi AKTIF  dalam pengelolaan  dan  penyelenggaraan  kota,  serta  menjadi  pengguna  kota  yang  aktif. Masyarakat juga adalah factoryang paling menentukan keberhasilan atau kegagalan terciptanya smart city.
“ SMART PEOPLE ARE THE KEY TO SMART CITIES “

Ada banyak elemen yang dapat membangun sebuah“smart city”, seperti adanya visi, kepemimpinan, dan pembiayaan yang terorganisir, namun pada akhirnya elemen terpenting yang dapat mewujudkan terbentuknya “smart city” ialah masyarakatnya sendiri atau adanya smart people.
·         Cara memaksimalkan partisipasi masyarakat:
1.       Memaksimalkan proses sosialisasi tentang pentingnya Pemilu dalam sebuah Negara yang demokratis
2.       Peningkatan kinerja penyelenggara Pemilu, bukan hanya terkait dengan kinerja teknis penyelenggaraan, namun juga dalam hal penumbuhan kesadaran tentang pentingnya partisipasi masayarakat dalam penyelenggaraan Pemilu.
3.       Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mereka dalam mengembangkan usahanya.
4.       Jangan pikir nanti jadi apa, tapi pikirkan apa yang harus dikerjakan sekarang untuk persiapan masa depan

·         Pengaruh:
1.       Meluas partisipasi dalam proses demokrasi
2.       Peningkatan rasa tanggung jawab terhadap kepentingan umum
3.       Menguatnya keserasian masyarakat dan menurunnya tingkat kejahatan

·         Contoh Smart people:
1.       Penerapannya smart people ini dapat berbentuk KOMUNITAS maupun ORGANISASI MASYARAKAT turut mendukung konsep smart city maupun INDIVIDU yang mempunyai gagasan yang kreatif untuk mewujudkan perkembangan smart city, individu tersebut bisa berupa city leader ataupun forward thinkers
2.       Masyarakat cerdas lebih mampu memilih para pemimpin (eksekutif dan legislatif) yang juga cerdas, memiliki visi, jujur, suka mendengar, cepat tanggap, dan mau bekerja keras semata-mata untuk kepentingan publik tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, dan golongan.
3.       Komunitas Pecinta Lingkungan(greenpeace) :

Komunitas ini bergerak dalam rencana melindungi alam sekitar demi keselarasan juga masa depan yang lebih baik. Komunitas ini adalah salah satu contoh dari “smart people” mengingat penerapan smart city bukan hanya dalam bentuk fisik saja tetapi harus ada dukungan dari masyarakat agar mengerti apa yang harus mereka lakukan dengan bentuk fisik kota yang sudah ada.
 
diooda